Profil Budi Arie Setiadi, Relawan Jokowi yang Temui Prabowo Subianto, Jabat Wakil Menteri Desa

Sejumlah relawan Joko Widodo (Jokowi) menyambangi rumah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (10/11/2022). Satu di antara relawan Jokowi yang hadir dalam pertemuan dengan Prabowo adalah Budi Arie Setiadi. Saat ini, Budi Arie Setiadi menjabat sebagai Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Ia dilantik menjadi wakil menteri pada 25 Oktober 2019 mendampingi Abdul Halim Iskandar yang menjabat sebagai menteri. Namun, dalam pertemuannya dengan Prabowo, Budi Arie Setiadi dalam posisi panitia dan penanggung jawab Musyawarah Rakyat (Musra). Musra adalah forum yang digelar relawan Presiden Jokowi untuk menghimpun keinginan elemen masyarakat terkait calon presiden dan calon wakil presiden (capres cawapres) pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

Budi Arie Setiadi lahir di Jakarta pada 20 April 1969, sehingga saat ini, usianya 53 tahun. Dikutip dari kepustakaan presiden.perpusnas.go.id, Budi Arie Setiadi memulai pendidikannya di SD Marsudirini Koja, Jakarta. Kemudian ia melanjutkan pendidikan di SMP Marsudirini, Koja, Jakarta dan SMA Kolose Kanisius Jakarta pada tahun 1988.

Setelah lulus dari SMA, Budi Arie Setiadi diterima di Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia (UI) dan lulus pada 1996. Budi Arie menyelesaikan studi pasca sarjana di Managemen Pembangunan Sosial UI dan lulus tahun 2006. Budi Arie Setiadi dikenal sebagai sosok yang memimpin kelompok relawan Pro Joko Widodo (Projo), salah satu organisasi relawan terbesar pendukung Jokowi.

Ia juga dikenal sebagai relawan, aktivis, praktisi media, sekaligus politikus. Masih dari kepustakaan presiden.perpusnas.go.id, kariernya sebagai aktivis dimulai sejak mahasiswa. Saat itu, iaa memimpin gerakan mahasiswa sebagai Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) FISIP UI tahun 1994 dan Presidium Senat Mahasiswa UI (1994/1995).

Budi Arie Setiadi pernah aktif mendirikan dan membina Forum Studi Mahasiswa (FSM) UI dan Kelompok Pembela Mahasiswa (KPM ) UI. Budi Arie Setiadi juga pernah aktif di pers kemahasiswaan dengan menjadi Redaktur Pelaksana Majalah Suara Mahasiswa UI pada tahun 1993 1994. Kemudian ia pernah ikut mengelola Media Indonesia pada 1994 1996.

Saat Reformasi 1998, Budi Arie Setiadi mendirikan surat kabar Bergerak. Bersama beberapa koleganya, ia pun ikut menjadi mendirikan Mingguan Ekonomi Kontan. Di sana, ia menghabiskan kariernya sebagai jurnalis Kontan sejak tahun 1996 hingga 2001.

Di bidang bisnis, Budi Arie Setiadi pernah menjadi direktur di sejumlah perusahaan. Beberapa di antaranya PT Daya Mandiri, NKE Investama, hingga PT Mitra Lumina Indonesia. Sementara dalam kariernya di bidang politik, ia pernah menjadi Kepala Balitbang PDI Perjuangan DKI Jakarta periode 2005 2010.

Budi Arie Setiadi juga mengemban jabatan sebagai Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta. Kemudian, ia absen di dunia politik hingga mendirikan Projo pada Agustus 2013. 2016 2019:Dewan Penasehat ILUNI UI

2014 Sekarang: Ketua Umum DPP PROJO 2013 2014: Koordinator Nasional Relawan PROJO 2005 2010: Ketua Balitbang PDI Perjuangan DKI Jakarta

2005 2010: Wakil Ketua PDI Perjuangan DKI Jakarta 1998 2001: Ketua ILUNI UI Jakarta 1998 2000: Ketua Presidium Gerakan Sarjana Jakarta

1998 1999: Pendiri dan Presidium Masyarakat Profesional Indonesia 1998: Pendiri Harian "Bergerak" 1998: Pendiri Keluarga Besar Universitas Indonesia (KBUI)

1994 1995: Presidium Senat Mahasiswa UI 1994 1995: Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa FISIP UI 1993 1994: Redaksi Pelaksana Suara Mahasiswa UI

1992 1993: Ketua Forum Studi Mahasiswa UI 2011 2014: Direktur Utama PT Mitra Lumina Indonesia 2009 2014: Direktur PT Sarana Global Informasi

2009 2014: Direktur Utama NKE Investama 2010 2014: Direktur PT Daya Mandiri 2008 2009: Pemimpin Umum Tabloid Bangsa

2001 2009: Direktur Utama PT Mandiri Telekomunikasi Utama 1996 2001: Wartawan dan Redaksi Mingguan Kontan 1994 1996: Wartawan Media Indonesia Minggu

2015: Menjemput Takdir Sejarah 2004: Berubah Demi Rakyat Tulisan lain di berbagai majalah dan media cetak

Budi Arie Setiadi resmi dilantik Presiden Jokowi sebagai Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi pada Jumat (25/10/2019). Ia mendampingi Abdul Halim Iskandar yang menjabat sebagai Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Sebelum diangkat menjadi wakil menteri, Budi Arie Setiadi mengakui sebelumnya Projo sudah pamit mendukung Jokowi Ma'ruf Amin.

Hal itu karena Projo kecewa dengan keputusan Jokowi menunjuk rivalnya Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan. Namun, setelah Projo pamitan, Jokowi justru meminta Budi Arie menjadi wakil menteri. "Kami pamit, tapi ditugaskan lagi, bagaimana," kata Budi, dikutip dari Kompas.com.

Terbaru, Budi Arie Setiadi bersama dengan sejumlah relawan Jokowi lainnya bertemu dengan Prabowo pada Kamis hari ini. Dalam jumpa pers, Budi Arie Setiadi mengatakan, pertemuan dengan Prabowo bertepatan dengan satu peristiwa penting yaitu Hari Pahlawan 10 November. "Pertemuan 10 November ini mengingatkan kita pada sebuah peristiwa penting bangsa kita, jadi bukan main main. Tanggal 10 November adalah Hari Pahlawan," kata Budi Arie.

Ia menambahkan sebagai generasi muda, ia ingin belajar mengenai patriotisme dari Prabowo yang menurutnya sebagai seorang patriot. Budi Arie Setiadi pun membeberkan pesan dari Prabowo dalam pertemuan ini yaitu persatuan nasional. "Pesan penting Pak Prabowo dalam pertemuan ini tentang persatuan nasional. Jadi inti dari semua perhelatan politik, dinamika politik, kita tetap harus menjaga persatuan nasional," ujar dia.

Sementara itu, menurut Prabowo Subianto, pertemuan tersebut sangat produktif karena membahas berbagai pemasalahan bangsa, termasuk persoalan politik. Prabowo Subianto pun menyampaikan bahwa dalam pertemuan dengan relawan Jokowi, tidak ada yang ditutup tutupi. "Kita istilahnya tadi buka bukaan gitu," kata Prabowo Subianto lalu tertawa.

Dalam pertemuan itu, Prabowo mengaku telah menerima masukan masukan dari para relawan Jokowi yang tergabung dalam panitia Musra. Masukan tersebut merupakan hasil Musra yang telah diselenggarakan di berbagai daerah di Indonesia. Beberapa di antaranya yaitu Jawa Barat, Kepulauan Riau, Riau, Jambi, dan Sumatera Barat.

"Tadi saya menerima masukan masukan dari kawan kawan Musyawarah Rakyat, hasil mereka keliling ke daerah daerah, apa pandangan pandangan dari bawah dan mereka memberi masukan masukan pada saya," katanya. Tak hanya menerima masukan, Prabowo juga memberikan tanggapan atas masukan masukan tersebut di dalam pertemuan. "Saya juga memberikan penjelasan penjelasan," katanya.

Sebagaimana diketahui, nama Prabowo bertengger di deretan teratas pada hasil Musra yang diselenggarakan 18 perkumpulan relawan Jokowi di berbagai daerah. Menanggapi hasil tersebut, Prabowo hanya menilai bahwa Musra merupakan bagian dari demokrasi yang baik. "Jadi gini, proses demokrasi saya kira bagus dengan sebanyak mungkin nama nama yang muncul," ujarnya.

Dia pun menegaskan untuk selalu berada di pihak Jokowi dalam mengurusi negara "Percayalah, apapun nanti, saya bersama Pak Jokowi kita akan mencari yang terbaik untuk bangsa Indonesia," katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *